Membantu
Sesama Manusia
Pada suatu hari ada seorang
anak kurang lebih berumur 6 tahun. Anak itu bernama Atin . Ia tinggal di desa
yang sangat sejuk dan asri. Ia tinggal bersama kedua orang tuanya. Atin adalah
puteri pertama dari bapak Jaya dan ibu Amin. Bapaknya bekerja sebagai kuli
bangunan sedangkan ibunya bekerja sebagai pembantu. Atin dan keluarganya hidup
sederhana. Bapak Jaya bekerja keras demi menghidupi anak dan istrinya. Panas
terik matahari dan hujan pun ia tetap bekerja keras.
Ketika
umur 7 tahun, Atin menderita sakit-sakitan. Bapak dan ibunya sungguh sangat
khawatir dengan keadaan Atin. Kedua orang tuanya segera membawanya ke
puskesmas. Sesampai disana, Atin ditangani oleh perawat-perawat dan dokter yang
sedang bertugas. Tetapi dokter memutuskan untuk tidak dapat menindak
lanjutinya. Dan puskesmas merujuk untuk membawanya ke rumah sakit yang lebih
besar.
Setelah
sampai di rumah sakit, dokter segera menangani Atin. Sedangkan kedua orang
tuanya bingung memikirkan biaya untuk pengobatan anak tersayangnya. Setelah
beberapa saat, dokter memutuskan bahwa Atin harus rawat inap. Bapak dan ibunya
sangat sedih karena tidak mempunyai uang untuk biaya pengobatan putrinya.
Tetapi, keduanya rela berkorban demi anak tersayangnya agar dapat sembuh dan sehat
kembali. Bapak dan ibunya berusaha untuk mencari uang pinjaman kepada
tetangga-tetangganya. Tetapi, tidak ada yang mau meminjami uang kepada bapak
Jaya dan ibu Amin.
Pagi
harinya, Pak Jaya meminta izin kepada bosnya bahwa beliau tidak dapat masuk kerja
karena menunggu anaknya yang sedang sakit. Setelah beberapa jam kemudian, tiba-tiba
ada seorang pengusaha yang datang ke rumah sakit untuk membiayai pengobatan
Atin. Beliau bernama bapak Amir. Ia adalah seorang pengusaha yang kaya raya dan
sangat baik hatinya. Ia selalu membantu sesama manusia yang membutuhkan.
Ibu
Amin bertanya kepada petugas administrasi rumah sakit tersebut. “ Mbak, berapa
biaya pengobatan anak saya ? ’’. “ Atas nama siapa bu ? ’’ tanya petugas itu. “
Atas nama Atin mbak ’’ jawab ibu. “
Biaya pengobatannya habis lima juta lima ratus ribu rupiah buk. Tetapi,
biaya ini sudah ditanggung oleh bapak Amir ’’ ujar petugas tersebut. “ Siapa
bapak Amir itu mbak ? ’’ tanya ibu Amin. “ Maaf bu saya kurang tau ’’ jawab
petugas itu.
Ibu Amin segera menunggu
anaknya yang sedang dirawat. Tiba-tiba bapak Jaya datang untuk menenemani
istrinya dan anaknya yang sedang di rawat. Setelah beberapa menit, ibu Amin
becerita kepada suaminya bahwa biaya pengobatan Atin sudah ada yang
menanggugnya. “ Siapa bu yang sudah membiayai pengobatan anak kita ? ’’ tanya
bapak Jaya kepada ibu Amin. “ Kata petugas tadi yang membiayai pengobatan anak
kita adalah bapak Amir ’’ jawab ibu Amin. ( Bapak Jaya diam dan berfikir ).
Kemudian, bapak Jaya
menyadari bahwa bapak Amir adalah bosnya yang mempunyai usaha besar dan kaya
raya. Bapak Jaya segera menemui bapak Amir untuk mengucapkan terima kasih atas
segala bantuan yang diberikan kepada keluarganya.
Beberapa tahun kemudian
Atin sudah sembuh total dari sakitnya. Dan ia sudah dapat bersekolah seperti
anak-anak lainnya. Ia mempunyai cita-cita yang tinggi. Atin adalah anak yang
pintar,rajin,baik,dan sopan terhadap siapapun. Semua orang suka terhadap sifat
dan perilaku Atin. Bapak ibu guru yang mengajarnya pun suka terhadap Atin.
Atin selalu mendapat
juara 1 di sekolahnya itu. Ia juga selalu mengikuti lomba-lomba yang diadakan
oleh dinas pendidikan. Karena kepintarannya, ia mendapatkan beasiswa yang
lumayan banyak dari dinas pendidikan. Sehingga, Atin dapat meneruskan sekolah
ke jenjang yang lebih tinggi hingga bekerja.
Saat ini, Atin sudah
bekerja di sebuah perkantoran. Ia sudah menjadi orang yang sukses. Walaupun
sudah sukses, Atin tetap perperilaku baik dan sopan terhadap siapapun. Ia juga
tidak pernah sombong kepada siapa saja. Ia juga selalu membantu semua orang
yang membutuhkan. Ia pun juga sudah bisa menaikkan Haji kedua orang tuanya.
Pada saat Atin
perjalanan pulang kerja melihat seorang kakek-kakek yang sedang mau menyeberang
jalan. Tiba-tiba ada motor dari arah selatan dengan kecepatan tinggi. Akhirnya
motor itu menabrak kakek-kakek itu yang sedang menyebrang. Atin pun segera
menolongnya. Atin meminta tolong orang-orang yang berada di sekitar tempat
kejadian tersebut. Atin pun segera membawanya ke rumah sakit.
Setelah ditangani oleh dokter, Atin pun segera
mengurus biaya pengobatan kakek itu. Setelah beberapa jam, pasien pun sadar.
Lalu, kakek itu bertanya “ Kenapa saya bisa disini ? ’’. “ Kakek tertabrak
motor saat akan menyeberang jalan ’’ jawab Atin.
Atin pun segera menanyai
kakek itu. “ Siapa nama kakek ? ’’ tanya Atin kepada kakek itu. “ Saya bapak
Jaya, nak ’’ jawabnya. “ Dimana tempat tinggal kakek sekarang ? ’’ Atin
bertanya lagi kepada kakek itu. Kakek menjawab, “ saya tidak punya tempat
tinggal nak. Dulu saya waktu muda pernah menjadi pengusaha, tetapi setelah
beberapa tahun ini saya mengalami kerugian yang cukup besar ’’. Atin bertanya
lagi, “ apakah kakek sudah tidak mempunyai keluarga ? ’’. “ Saya sudah tidak
punya siapa-siapa nak, kakek hanya tinggal sendiri ’’ ujar kakek itu. “ Ya
sudah, kakek istirahat dulu disini ! ’’ kata Atin.
Atin pun segera pulang
ke rumah. Kedua orang tuanya pun sudah menunggunya. Atin pun segera bercerita
kepada kedua orang tuanya tentang peristiwa yang terjadi tadi. Setelah selesai
bercerita, bapak Jaya pun mengajak ibu Amin untuk menengok kakek-kakek yang
ditolong oleh Atin.
Setelah pulang dari
rumah sakit, kedua orang tuanya bercerita kepada Atin bahwa kakek-kakek itu
adalah pengusaha yang pernah menolong Atin waktu kecil pada saat sakit dulu.
~ SELESAI~